Pasal
Pertama (1) Gurindam 12
Makna yang terkandung dalam Pasal Pertama
“ Memberi nasihat tentang agama
(religius) ”
Barang siapa tiada memegang agama
Sekali-kali tiada boleh dibilang nama
Sekali-kali tiada boleh dibilang nama
·
Maksudnya adalah setiap manusia harus memiliki agama karena agama sangat penting
bagi kehidupan manusia, orang yang tidak mempunyai agama akan buta arah
menjalankan hidupnya.
Barang siapa mengenal yang empat
Maka yaitulah orang yang ma’rifat
Maka yaitulah orang yang ma’rifat
·
Untuk
mencapai kesempurnaan didalam menjalani hidup, manusia harus mengenal empat zat
yang menjadikan manusia mula-mula. 4 tersebut adalah syari’at, tarikat, hakikat
dan makrifat.
Barang siapa mengenal Allah SWT
Suruh dan tegaknya tiada ia menyalah
Suruh dan tegaknya tiada ia menyalah
·
Orang yang
mengenal Allah SWT, harus melakukan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya,
tidak akan melanggar aturannya
Barang siapa mengenal diri
Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri
Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri
·
Orang yang
tidak beragama tidak akan memiliki identitas diri dan tidak akan dekat dengan
Allah SWT.
Barang siapa mengenal dunia
Tahulah ia barang yang terpedaya
Tahulah ia barang yang terpedaya
·
Kita dapat
mengetahui kebesaran Allah lewat manusia, makhluk ciptaan-Nya yang paling
sempurna. Manusia yang berorientasi pada kebahagiaan atau hanya mencari
kebahagiaan di dunia saja, sebenarnya ia akan tertipu dan menyadarinya bahwa di
dunia itu hanya sesaat
Barang siapa mengenal akhirat
Tahulah ia dunia mudharat
Tahulah ia dunia mudharat
·
Di dunia
ini kita hanya hidup sesaat, setelah kita wafat setiap manusia akan dimintakan
pertanggung jawabannya di akhirat nanti.
Pasal Kedua (2) Gurindam 12
Makna Yang Terkandung dalam PasaL Kedua
Makna Yang Terkandung dalam PasaL Kedua
“ menceritakan
tentang orang – orang yang meninggalkan Sembahyang, Puasa, Zakat, dan Haji
beserta akibatnya
Barang siapa mengenal yang tersebut
Tahulah ia makna takut
Barang siapa mengenal yang tersebut
Tahulah ia makna takut
·
Semakin
seorang dekat dan mengetahui tentang agamanya pasti manusia tersebut akan takut
dan orang tersebut harus menjalani Perintah-perintah-Nya dan wajib kita
laksanakan
Barang siapa meninggalkan sembahyang
Seperti rumah tiada bertiang
Seperti rumah tiada bertiang
·
Orang yang
tidak sembahyang bagaikan rumah yang tidak mempunyai tiang, shalat merupakan
pegangan hidup.
Barang siapa meninggalkan puasa
Tidaklah mendapat dua termasa
Tidaklah mendapat dua termasa
·
Orang yang
meninggalkan ibadah puasa akan kehilangan dunia dan akhirat, berarti Allah
tidak akan menjaga orang itu.
Barang siapa meninggalkan zakat
Tiadalah hartanya beroleh berkat
Tiadalah hartanya beroleh berkat
·
Harta dari
orang yang tidak membayar zakat tidak diridhai oleh Allah. Itupun jika di dunia
hidupnya senang apabila tidak memberikan sebagian harta nya maka, hidupnya
tidak akan terasa senang.
Barang siapa meninggalkan haji
Tiadalah ia menyempurnakan janji
Tiadalah ia menyempurnakan janji
·
Orang yang
tidak naik haji (apalagi jika ia mampu) tidak menyempurnakan janjinya sebagai
orang Islam.
Pasal Ketiga (3) Gurindam 12
Makna yang terkandung dalam Pasal Ketiga
Makna yang terkandung dalam Pasal Ketiga
“ tentang
budi pekerti, yaitu menahan kata-kata yang tidak perlu dan makan seperlunya ”
Apabila terpelihara mata
Sedikitlah cita-cita
Sedikitlah cita-cita
·
Mata harus
di pergunakan sebaik-baiknya jangan sampai kita meliahat apa yang dilarang oleh
allah swt
Apabila terpelihara kuping
Khabar yang jahat tiadalah damping
Khabar yang jahat tiadalah damping
·
Telinga
harus dijauhkan dari segala macam bentuk gunjingan dan hasutan
Apabila terpelihara lidah
Niscaya dapat daripadanya faedah
Niscaya dapat daripadanya faedah
·
Orang yang
menjaga omongannya akan mendapatkan manfaat.
Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan
Daripada segala berat dan ringan
Daripada segala berat dan ringan
·
Jangan
mengambil barang yang bukan hak kita
Apabila perut terlalu penuh
Keluarlah fi’il yang tidak senonoh
Keluarlah fi’il yang tidak senonoh
·
Nafsu
harus dijaga supaya tidak melakukan perbuatan yang dilarang
Anggota tengah hendaklah ingat
Di situlah banyak orang yang hilang semangat
Di situlah banyak orang yang hilang semangat
·
Hidup
harus dijalani penuh semangat
Hendaklah peliharakan kaki
Daripada berjalan yang membawa rugi
Daripada berjalan yang membawa rugi
·
Jangan
merugikan diri dengan melakukan hal-hal yang mubajir dan maksiat. Melangkahlah
dijalan yang benar dan di ridhoi
Pasal keempat (4) Gurindam 12
Makna yang terkandung dalam Pasal Keempat
“tentang tabiat yang mulia, yang
muncul dari hati (nurani) dan akal pikiran (budi) ”
Hati itu kerajaan di dalam tubuh
Jikalau zalim segala anggota tubuh pun rubuh
Jikalau zalim segala anggota tubuh pun rubuh
·
Jagalah
hati dari perbuatan yang di larang oleh agama
Apabila dengki sudah bertanah
Datanglah daripadanya beberapa anak panah
Datanglah daripadanya beberapa anak panah
·
Hati yang
dengki hanya akan merugikan diri sendiri
Mengumpat dam memuji hendaklah pikir
Di situlah banyak orang yang tergelincir
Di situlah banyak orang yang tergelincir
·
Berbicara
harus dipikir supaya tidak celaka karenanya
Pekerjaan marah jangan dibela
Nanti hilang akal di kepala
Nanti hilang akal di kepala
·
Amarah
adalah perbuatan sia-sia, jaga lah amarah kita
Jika sedikitpun berbuat bohong
Boleh diumpamakan mulutnya itu pekung
Boleh diumpamakan mulutnya itu pekung
·
Orang yang
pernah berbohong, sedikit apa pun dustanya, akan terus tampak di mata orang
lain
Tanda orang yang amat celaka
Aib dirinya tiada ia sangka
Aib dirinya tiada ia sangka
·
Orang yang
paling celaka adalah orang yang tidak menyadari kesalahannya sendiri sampai
harus dikatakan oleh orang lain
Bakhil jangan diberi singgah
Itulah perompak yang amat gagah
Itulah perompak yang amat gagah
·
Sifat
pelit akan menguras hartanya sendiri, berarti dengan menjadi dermawan justru
harta kita akan bertambah
Barang siapa yang sudah besar
Janganlah kelakuannya membuat kasar
Janganlah kelakuannya membuat kasar
·
Jagalah
setiap perbuatan kita
Barang siapa perkataan kotor
Mulutnya itu umpama ketor
Mulutnya itu umpama ketor
·
Kelakuan
dan kata-kata hendaklah selalu halus dan bersih.
Di manakah salah diri
Jika tidak orang lain yang berperi
Jika tidak orang lain yang berperi
·
Jika kita
berbuat kesalahan kita harus minta maaf
Pekerjaan takbur jangan direpih
Sebelum mati didapat juga sepih
Sebelum mati didapat juga sepih
·
Jangan
mengambil pekerjaan yang haram
Pasal Kelima (5) Gurindam 12
Makna yang Terkandung dalam Pasak Kelima
Makna yang Terkandung dalam Pasak Kelima
“ tentang
pentingnya pendidikan dan memperluas pergaulan dengan kaum terpelajar ”
Jika hendak mengenal orang berbangsa
Lihat kepada budi dan bahasa
Lihat kepada budi dan bahasa
·
Orang
yang mulia dan berbangsa dapat kita lihat dari perilaku dan tutur katanya
Jika hendak mengenal orang yang berbahagia
Sangat memeliharakan yang sia-sia
Sangat memeliharakan yang sia-sia
·
Orang yang
bahagia adalah orang yang berhemat dan tidak melakukan perbuatan yang sia-sia
Jika hendak mengenal orang mulia
Lihatlah kepada kelakuan dia
Lihatlah kepada kelakuan dia
·
Untuk
mengetahui apakah orang itu mulia maka lihatlah sikapnya
Jika hendak mengenal orang yang berilmu
Bertanya dan belajar tiadalah jemu
Bertanya dan belajar tiadalah jemu
·
Orang yang
pandai tidak pernah jemu untuk belajar dan memetik pelajaran dari hidupnya di
dunia
Jika hendak mengenal orang yang berakal
Di dalam dunia mengambil bekal
Di dalam dunia mengambil bekal
·
Orang yang
berakal adalah orang yang teleh mempersipkan bekal waktu hidp di dunia ini
Jika hendak mengenal orang yang baik perangai
Lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai
Lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai
·
Jika ingin
mengetahui sift baik dari seseorang maka lihatlah saat di bergaul dengan
masyarakat
Pasal Keenam (6) Gurindam 12
Makna Yang Terkandung dalam Pasal Keenam
Makna Yang Terkandung dalam Pasal Keenam
“ tentang
pergaulan, yang menyarankan untuk mencari sahabat yang baik, demikian pula guru
sejati yang dapat mengajarkan mana yang baik dan buruk ”
Cahari olehmu akan sahabat
Yang boleh dijadikan obat
Yang boleh dijadikan obat
·
sahabat
yang setia dan dapat membantu kita
Cahari olehmu akan guru
Yang boleh tahukan tiap seteru
Yang boleh tahukan tiap seteru
·
Carilah
guru yang serba tahu dan tidak menyembunyikan hal-hal buruk
Cahari olehmu akan isteri
Yang boleh menyerahkan diri
Yang boleh menyerahkan diri
·
Istri yang
patut diambil adalah istri yang berbakti
Cahari olehmu akan kawan
Pilih segala orang yang setiawan
Pilih segala orang yang setiawan
·
Carilah
teman yang setia diasaat kita senang maupun susah
Cahari olehmu akan abdi
Yang ada baik sedikit budi
Yang ada baik sedikit budi
·
Pengikut, pembantu,
budak yang baik untuk diambil adalah abdi yang berbudi.
Pasal Ketujuh (7) Gurindam 12
Makna yang terkandung dalam Pasal Ketujuh
Makna yang terkandung dalam Pasal Ketujuh
“ berisi nasihat agar orang tua
membangun akhlak dan budi pekerti anak-anaknya sejak kecil dengan sebaik
mungkin. Jika tidak, kelak orang tua yang akan repot sendiri”
Apabila banyak berkata-kata
Di situlah jalan masuk dusta
Di situlah jalan masuk dusta
·
Orang yang
banyak bicara memperbesar kemungkinan berdusta
Apabila banyak berlebih-lebihan suka
Itu tanda hampirkan duka
Itu tanda hampirkan duka
·
Terlalu
mengharapkan sesuatu akan menimbulkan kekecewaan yang mendalam saat sesuatu itu
tidak seperti yang diharapkan
Apabila kita kurang siasat
Itulah tanda pekerjaan hendak sesat
Itulah tanda pekerjaan hendak sesat
·
Setiap
pekerjaan harus ada persiapannya
Apabila anak tidak dilatih
Jika besar bapanya letih
Jika besar bapanya letih
·
Anak yang tidak
di didik semasa kecilnya akan menyebabkan saat anak itu sudah tumbuh dewasa
akan membangkan orang tua
Apabila banyak mencacat orang
Itulah tanda dirinya kurang
Itulah tanda dirinya kurang
·
Jangan
suka menghina orang lain
Apabila orang yang banyak tidur
Sia-sia sajalah umur
Sia-sia sajalah umur
·
Pergunakan
lah waktu sebaik-baiknya
Apabila mendengar akan kabar
Menerimanya itu hendaklah sabar
Menerimanya itu hendaklah sabar
·
Jika
menerima kabar duka atau kabar yang kurang menyenangkan maka kita harus sabar
dan menerima dengan lapang dada
Apabila mendengar akan aduan
Membicarakannya itu hendaklah cemburuan
Membicarakannya itu hendaklah cemburuan
·
Jangan
mudah terpengaruh akan omongan orang lain
Apabila perkataan yang lemah lembut
Lekaslah segala orang mengikut
Lekaslah segala orang mengikut
·
Perkataan
yang lemah-lembut akan lebih didengar orang daripada perkataan yang kasar
Apabila perkataan yang amat kasar
Lekaslah orang sekalian gusar
Lekaslah orang sekalian gusar
·
Perkataan
orang yang kasar membuat orang yang berada didekatnya resah
Apabila pekerjaan yang amat benar
Tidak boleh orang berbuat onar
Tidak boleh orang berbuat onar
·
Orang yang
benar jangan disalahkan (difitnah atau dikambinghitamkan).
P asal
Kedelapan (8) Gurindam 12
Makna yang Terkandung dalam Pasal Kedelapan
Makna yang Terkandung dalam Pasal Kedelapan
“ berisi nasihat agar orang tidak
percaya pada orang yang culas dan tidak berprasangka buruk terhadap seseorang ”
Barang siapa khianat akan dirinya
Apalagi kepada lainnya
Apalagi kepada lainnya
·
Orang yang
ingkar dan aniaya terhadap dirinya sendiri tidak dapat dipercaya
Kepada dirinya ia aniaya
Orang itu jangan engkau percaya
Orang itu jangan engkau percaya
·
jangan
percaya terhadap orang yang suka menganiyaya orang lain
Lidah suka membenarkan dirinya
Daripada yang lain dapat kesalahannya
Daripada yang lain dapat kesalahannya
·
Jangan
suka menyalahkan orang lain, dan mengganggpa bahwa diri kita paling benar
Daripada memuji diri hendaklah sabar
Biar daripada orang datangnya kabar
Biar daripada orang datangnya kabar
·
Pujian
tidak usah dibuat sendiri tapi tunggulah datangnya dari orang lain
Orang yang suka menampakkan jasa
Setengah daripadanya syirik mengaku kuasa
Setengah daripadanya syirik mengaku kuasa
·
Jangan
menginginkan imbalan dari setiap jasa yang telah kita perbuat
Kejahatan diri disembunyikan
Kebajikan diri diamkan
Kebajikan diri diamkan
·
Sifat-sifat
jelek dalam diri kita jangan ditampakkan, begitu pula kebaikan-kebaikan yang
telah kita perbuat
Ke’aiban orang jangan dibuka
Ke’aiban diri hendaklah sangka
Ke’aiban diri hendaklah sangka
·
Jangan
membuka aib atau keburukan dari orang lain, kesalahan diri sendiri harus
disadar
Pasal ke Sembilan (9) Gurindam 12
Makna Yang Terkandung dalam Pasal Kesembilan
Makna Yang Terkandung dalam Pasal Kesembilan
“ berisi
nasihat tentang moral pergaulan pria wanita dan tentang pendidikan. Hendaknya
dalam pergaulan antara pria wanita ada pengendalian diri dan setiap orang
selalu rajin beribadah agar kuat imannya ”
Tahu pekerjaan tak baik tetapi dikerjakan
Bukannya manusia yaitulah syaitan
Bukannya manusia yaitulah syaitan
·
Manusia
yang sudah mengetahui bahwa pekerjaan yang di larang oleh allah swt, maka
manusia tersebut tidak dapat di katakan manusia
Kejahatan seorang perempuan tua
Itulah iblis punya penggawa
Itulah iblis punya penggawa
·
Kejahatan
seorang perempuan tua bagaikan pimpinan setan
Kepada segala hamba-hamba raja
Di situlah syaitan tempatnya manja
Di situlah syaitan tempatnya manja
·
Jangan
engkau tergoda akan kekayaan pada raja
Kebanyakan orang yang muda-muda
Di situlah syaitan tempat bergoda
Di situlah syaitan tempat bergoda
·
Semasa
muda jagalah iman kita jangan sampai tergoda oleh rayuan setan
Perkumpulan laki-laki dengan perempuan
Di situlah syaitan punya jamuan
Di situlah syaitan punya jamuan
·
Jika
terdapat seorang lelaki dan seorang perempuan maka disitu pulalah setan berada
untuk menggangu iman orang tersebut
Adapun orang tua yang hemat
Syaitan tak suka membuat sahabat
Syaitan tak suka membuat sahabat
·
Orang yang
semasa mudanya tidak menyia-nyiakan waktu dan selalu melangkah di jalan allah
swt, maka setan akan menjauhi orang tersebut
Jika orang muda kuat berguru
Dengan syaitan jadi berseteru
Dengan syaitan jadi berseteru
·
orang muda
yang gemar belajar dijauhi oleh setan.
Pasal ke Sepuluh (10) Gurindam 12
Makna yang Terkandung dalam Pasal Kesepuluh
Makna yang Terkandung dalam Pasal Kesepuluh
“ berisi
nasihat keagamaan dan budi pekerti, yaitu kewajiban anak untuk menghormati
orang tuanya ”
Dengan bapak jangan durhaka
Supaya Allah tidak murka
Supaya Allah tidak murka
·
Jangan
durharka terhadap bapa
Dengan ibu hendaklah hormat
Supaya badan dapat selamat
Supaya badan dapat selamat
·
Setiap
anak harus hormat dan patuh terhadap ibunya karena surga di telapak kaki ibu
dan ibu mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkan anaknya
Dengan anak janganlah lalai
Supaya boleh naik ke tengah balai
Supaya boleh naik ke tengah balai
·
Jagalah
anak karena anak merupakan titipan tuhan
Dengan kawan hendaklah adil
Supaya tangannya jadi kapil
Supaya tangannya jadi kapil
·
Bersikap
adilah sesama teman
Pasal ke-11 (sebelas) Gurindam 12
Adapun mengenai pemaknaan gurindam tersebut, bait pertama
Adapun mengenai pemaknaan gurindam tersebut, bait pertama
“Hendaklah berjasa kepada yang
sebangsa”
Makna dari kalimat tersebut adalah himbauan kepada manusia untuk selalu bisa bermanfaat kepada sesama, sebab dalam Islam memang sangat dianjurkan sekali untuk saling memberikan manfaat, seperti misalnya dalam sebuah hadis, “seorang muslim adalah saudara bagi orang islam yang lain, yang tidak akan menganiayanya, tidak akan membiarkannya (ataupun menyerahkannya kepada musuhnya). Barangsiapa menyampaikan hajat (kepentingan) saudaranya, maka Allah akan mengabulkan hajat orang itu. Barang siapa yang memberikan kemudahan bagi seorang muslim yang sedang kesulitan, maka Allah akan memberikan kemudahan padanya ketika kesulitan pada Hari Kiamat. Dan barangsiapa yang menutupi rahasia seorang muslim, maka Allah akan menutupi baginya rahasianya pada Hari Kiamat.” (HR. Muslim).
Untuk makna dari bait kedua
gurindam pasal kesebelas
“Hendaklah
jadi kepala, buang perangai yang cela”
Sangat erat kaitannya dengan kepemimpinan dalam Islam yang sangat
mengutamakan akhlak yang mulia. Bukankah Rasulullah memiliki sifat-sifat
terbaik dan jauh dari sifat yang tercela, yaitu Fathanah, Amanah, Shiddiq, dan
Tabligh. Sehingga seorang pemimpin (kepala) hendaklah memiliki rasa tanggung
jawab dan menjauhi akhlak yang tercela, “Kamu semua dalah pemimpin, dan kamu semua akan ditanya
(bertanggungjawab) atas pimpinannya. Maka imam adalah pemimpin yang
bertanggungjawab terhadap rakyatnya. Dan seorang suami adalah pemimpin terhadap
keluarganya dan akan ditanya tentang pimpinannya. Dan seorang isteri adalah
pemimpin pada rumah tangga suaminya maupun anak anaknya dan bertanggungjawab
terhadap pimpinannya. Seorang anak menjadi pemimpin terhadap ayahnya dan
bertanggungjawab terhadap apa yang telah dipimpinnya.. Dan seorang pelayan
adalah pemimpin terhadap harta tuannya dan bertanggungjawaab atas pimpinannya. Maka
kamu semua adalah pemimpin dan kamu semua adalah bertanggungjawab terhadap
rakyat (hasil pimpinannya, anak buahnya, pekerjaanya)” (HR.
Bukhari)
Kemudian bait yang ketiga
Hendaklah memegang amanat, buanglah khianat
Dapat direnungkan sebagai upaya agar menjadi orang yang
terpercaya, sebagaimana dalam sebuah hadis, “Laksanakanlah amanat(kewajiban) pada orang yang mempercayakan diri
padamu, dan janganlah berkhianat (menipu) pada orang yang menipumu”
(HR. Turmudzi)
Untuk bait yang keempat
Hendak marah dahulukan hajat
Dalam sebuah hadis, riwayat Abu Daud disebutkan, “Barangsiapa yang menahan
kemarahan, padahal dia sanggup untuk melepaskan kemarahan itu, maka Allah akan
memenuhi hati orang itu berupa keamanan dan keimanan” (HR. Abu Daud)
Secara
sederhana berati ini sebuah nasehat bahwa marah itu adalah sesuatu yang tidak
baik dan dianjurkan untuk melaksanakan hajat misalnya silaturrahim, bertadabur
alam, rihlah ataupun yang sejenisnya untuk mengurangi rasa marah itu dan
mensyukuri nikmat yang telah
Allah
berikan kepada manusia.
Bait yang kelima
Hendak dimulai jangan melalui
Maksud dari bait ini adalah bahwa sebagala sesuatu perlu awal untuk dimulai
Bait keenam
Hendak ramai, muliakan perangai
Bait ini sangat berkaitan dengan akhlak yang baik. Artinya jika
seseorang ingin mendapatkan sesuatu ataupun silaturrahimnya semakin dipermudah
oleh Allah, maka salah satu jalannya adalah dengan memperbaiki perangai
(tingkah laku/akhlak), “Tidak ada sesuatu yang lebih memperberat timbangan pahala kebaikan
(pada Hari Kiamat) kecuali budi pekerti (akhlak) yang baik” (HR.
Abu Daud)
Makna yang trkandung dalam Pasal sebelas
“ berisi
nasihat kepada para pemimpin agar menghindari tindakan yang tercela, berusaha
melaksanakan amanat anak buah dalam tugasnya, serta tidak berkhianat ”
Hendaklah berjasa
Kepada yang sebangsa
Kepada yang sebangsa
·
Berjasalah
bagi negara dan bangsa, optimalkan setiap kemampuan yang kita punya sehingga
kita bisa mengharumkan nama bangsa
Hendak jadi kepala
Buang perangai yang cela
Buang perangai yang cela
·
Jadilah
pemimpin yang tidak mempunyai sikap tercela
Hendaklah memegang amanat
Buanglah khianat
Buanglah khianat
Pasal
ke Duabelas (12) Gurindam 12
Raja
mufakat dengan menteri
Seperti kebun berpagarkan duri
• Hubungan raja dengan menteri adalah saling menjaga satu sama lain, dan harus bekerjasama
Seperti kebun berpagarkan duri
• Hubungan raja dengan menteri adalah saling menjaga satu sama lain, dan harus bekerjasama
Betul
hati kepada raja
Tanda jadi sebarang kerja
• Raja yang baik atau raja yang mendapat petunjuk dari Allah adalah raja yang adil terhadap rakyatnya
Tanda jadi sebarang kerja
• Raja yang baik atau raja yang mendapat petunjuk dari Allah adalah raja yang adil terhadap rakyatnya
Hukum
adil atas rakyat
Tanda raja beroleh inayat
• Hukum harus didasari oleh hak asasi manusia
Tanda raja beroleh inayat
• Hukum harus didasari oleh hak asasi manusia
Kasihkan
orang yang berilmu
Tanda rahmat atas dirimu
• Orang yang berilmu akan dikaruniai oleh Allah dan dihormati orang lain
Tanda rahmat atas dirimu
• Orang yang berilmu akan dikaruniai oleh Allah dan dihormati orang lain
Hormat
akan orang yang pandai
Tanda mengenal kasa dan cindai
• Hormatilah setiap manusia
Tanda mengenal kasa dan cindai
• Hormatilah setiap manusia
Ingatkan
dirinya mati
Itulah asal berbuat bakti
• Bila manusia mengingat kematiannya nanti, ia akan lebih berbakti pada Allah
Itulah asal berbuat bakti
• Bila manusia mengingat kematiannya nanti, ia akan lebih berbakti pada Allah
Akhirat itu terlalu nyata
Kepada hati yang tidak buta
• . Orang yang tidak buta hatinya tahu kalau akhirat itu benar-benar ada.
Kepada hati yang tidak buta
• . Orang yang tidak buta hatinya tahu kalau akhirat itu benar-benar ada.
Sumber:
Wikipedia, ensiklopedia bebas.
No comments:
Post a Comment